1. PENGERTIAN DEPRESI
Depresi merupakan gangguan psikis yang dapat
menurunkan alam kesadaran seseorang, sehingga seseorang yang terkena depresi
akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian tentang arti depresi,
Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan atau duka
cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang
mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku)
seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak
berdaya dan kehilangan harapan”
Depresi
merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi
fisik, yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi,
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh
diri.(ilmu kedokteran jiwa darurat halm 227)
Depresi tidak hanya menggambarkan suasana hati, tetapi
juga meliputi perubahan dalam pemikiran, perilaku, dan biologis kita. Jika hal
tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya karena akan mempengaruhi
keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat menurunkan
fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu.
2. JENIS DAN TINGKATAN DEPRESI
Pembagian depresi dimaksudkan untuk mempermudah dalam
mengambil tindakan perawatan dan pengobatan. Ada tiga tingkatan dalam depresi
antara lain :
2.1 Depresi Sesaat
Depresi sesaat terjadi karena kita bereaksi terhadap
keadaan yang teradi, misalnya path hati. Depresi ini terbilang tingkat ringan
karena kemudian bisa hilang begitu kondisi tak menyenangkan dilalui. Tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi depresi ini, karena jika kita
menemukan sesuatu yang baru maka depresi ini akan hilang dengan sendirinya
2.2 Depresi Neurotik
Penyembuhan depresi ini memakan waktu bertahun dan
lebih sering ditemukan di antara orang-orang yang tidak menikah, pengguna
narkoba dan alkoholik. Dari sana menunjukkan bahwa kasus depresi bisa terjadi
pada orang segala usia. Tidak hanya orang dewasa tetapi juga pada orang yang
sangat tua maupun anak
2.3 Depresi Berat
Pada orang yang terkena gangguan depresi neurotik,
sekitar 40 persen menjadi depresi berat. Tingkat depresi berat itu adalah yang
paling parah karena sebagian menjadi gila dan mendapat perawatan rumah sakit.
Biasanya kerja mulai terganggu atau tidak bisa bekerja. Sedangkan depresi
neurotik, biasanya diri sendiri merasa terganggu tetapi dari luar belum kentara
terganggu kualitasnya. Terganggu pada pekerjaan tetapi masih bisa berjalan.
Pada tingkatan depresi berat penderita harus selalu mendapatkan perawatan yang
intensif baik dari segi medis maupun melalui psikiater.
3. PENYEBAB DEPRESI
Pada intinya, depresi merupakan suatu kondisi di mana
alam perasaan seseorang itu turun ke posisi yang terendah. Sekalipun penyebab
persis depresi tidak diketahui, tetapi bisa diduga faktor-faktor yang mendukung
terjadinya depresi
Macam-macam penyebab depresi :
1. Mengalami kekecewaan
yang berat dalam hidupnya
2. Tidak berhasil
mencapai suatu keinginan
3. Kehilangan orang yang
paling dicintai
4. Tuntutan terhadap
anak
5. Pertengkaran hebat
antar pasangan
6. Derita penyakit
berkepanjangan
7. Masalah keuangan
8. Persaingan karier
9. Rendahnya harga diri
10. Kesulitan menjalin hubungan dengan pasangan
dan relasi
11. Gangguan hormonal
Sebab-sebab depresi di atas merupakan penyebab depresi
yang terjadi karena hubungan soial penderita. Beberapa obat yang dipakai untuk
mengobati HIV dapat menyebabkan atau memperburuk depresi, terutama efavirenz.
Ada beberapa penyakit misalnya anemia atau diabetes yang dapat menyebabkan
gejala serupa dengan depresi, begitu juga dengan penggunaan narkoba atau
alkohol, serta testosteron, vitamin B6 atau vitamin B12 yang rendah
4. GEJALA DEPRESI
Pasien depresif tidak selalu mengeluh adanya sedih.
Mereka mungkin mudah tersinggung dan banyak keluhan fisik. Gejala deperesi
berbeda-beda tergantung pada pasien yang bersangkutan. Kebanyakan dokter
mencurigai depresi bila pasien melaporkan bahwa dia merasa sedih atau
kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari. Kemungkinan kita mengalami
depresi bila perasaan ini tetap berlanjut selama dua minggu atau lebih.
Sebelum kita menjelajah lebih jauh untuk
mengenali gejala depresi, ada baiknya jika kita mengenal apakah artinya gejala.
Gejala merupakan sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan yang sering
(namun tidak selalu) muncul pada waktu bersamaan. Gejala depresi merupakan
kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dan mempengaruhi fisik
maupun psikis seseorang, serta dapat dikelompokkan sebagai depresi[1].
Namun yang perlu diingat, setiap orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang
memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku dihadapi secara berbeda dan
memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang dengan yang lain. Individu
yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan
sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah
dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya
konsentrasi dan menurunnya daya tahan. Gejala-gejala depresi dapat
dikelompokkan menjadi tiga gejala yaitu gejala dari segi fisik, psikis, dan
sosial. Untuk lebih jelasnya, kita lihat uraian di bawah ini
4.1 GEJALA FISIK
Menurut para ahli, gejala depresi yang kelihatan
secara fisik mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat
ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala
fisik umum yang mudah untuk dideteksi. Gejala-gejala tersebut antara lain :
§ Gangguan pola tidur, baik mengalami kesulitan
untuk tidur, terlalu sedikit maupun terlalu banyak
§ Perubahan perilaku, pada umumnya, orang yang
mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, suka pada kegiatan yang
tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur
§ Aktivitas menurun, dan mudah capek. Orang yang
terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya.
Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang
dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatan seperti
semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktifitas membuat penderita
semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk
mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Penderita
mudah sekali lelah, capek padahal belum melakukan aktifitas yang berarti
§ Semangat kerja menurun, tidak konsentrasi
terhadap pekerjaan. Penyebabnya jelas orang yang terkena depresi akan
sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan.
Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.
Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efesien dan tidak berguna,
seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus-menerus, sering menelepon yang
tidak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode
kerjanya kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau kerjanya jadi
lamban
§ Nafsu makan berkurang dan kehilangan berat
badan
4.2 GEJALA PSIKIS
gejala psikis adalah segala sesuatu yang menyangkut
emosi dan tingkah laku seseorang, seseorang yang mengalami depresi akan
mengalami perubahan tingkah laku dan watak yang mencolok sekali. Berikut adalah
gejala-gejala psikis yang dapat dialami oleh para penderita depresi
§ Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya,
orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi
negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang sekali
membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses,
pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih
diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya
§ Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang
sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali,
sehingga sering peristiwa yang netral dipandang dari sudut pandang yang berbeda
oleh penderita, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka penderita mudah marah,
mudah tersinggung, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak
ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri.
§ Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak
berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di
bidang atau lingkungan yang seharusnya penderita kuasai. Misalnya, seorang
manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam
persepsinya, permutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan
pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang
diharapkan.
§ Perasaan bersalah. Perasaan bersalah kadang
timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu
kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan
mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang
merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas
situasi tersebutr.
§ Perasaan terbebani. Banyak orang menyalahkan
orang lain atas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena
merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.
4.3 GEJALA SOSIAL
Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada
akhirnya mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya).
Lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut
yang pada umunya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah
letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya
berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu,
cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk
berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka
dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.
Menurut dr. Hubertus gejala depresi dibagi menjadi 2
yaitu :
Gejal Major Depression :
1. Gelisah dan sedih
2. Pesimis
3. Tak berguna, tidak
percaya diri
4. kehilangan minat pada
aktivitas yang menyenangkan termasuk seks
5. tak bersemangat dan
lamban
6. sulit konsentrasi
7. sulit mengambil
keputusan putus asa
8. sulit tidur atau
terlalu banyak tidur
9. putus asa
10. kehilangan selerea makan atau makan jadi
berlebihan
11. berpikir tentang atau ingin bunuh diri
12. mudah tersinggung
13. merasa sakit kepala atau penyakit lain tak
bisa sembuh seketika
Gejala Maniac-Depressive Illnes :
1. Gembira berlebihan
dan tidak normal
2. Mudah tersinggung
yang tidak lazim
3. Kebutuhan tidur
menurun drastis
4. Bicara muluk tentang
dirinya
5. Bicara berlebihan
6. Hasrat seksual
meningkat pesat
7. Perilaku sosial
menyimpang
8. Sulit berpikir jernih
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DEPRESI
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang
lebih berisiko terkena depresi, faktor tersebut antara lain :
5.1 Jenis Kelamin
Pada pengamatan yang hampir universal, terlepas dari
kultur negara, terdapat prevalensi gangguan depresi berat yang dua kali lebih
besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Walaupun alasn adanya perbedaan
tersebut tidak diketahui, penelitian telah jelas menunjukkan bahwa perbedaan di
dalam masyarakat barat tidak semata-mata karena praktek diagnostik yang secara
sosial mengalami bias(sinopsis psikiatri halm 779)
5.2 Usia
Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat
adalah kira-kira 40 tahun, 50 persen dari semua pasien mempunyai onset antara
usia 20 dan 30 tahun. Gangguan depresif berat juga mungkin memiliki onset
selama masa anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun hal tersebut jarang terjadi.
Beberapa data epidemiologis baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gangguan
depresif berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20
tahun. Karena pada usia tersebut masalah hidup lebih berat Jika pengamatan
tersebut benar, hal tersebut mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan
alkohol dan zat lain pada kelompok usia tersebut.
5.3 Status Perkawinan
Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling
sering pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau
yang bercerai atau berpisah. Hal ini mungkin karena penderita tidak mempunyai
tempat maupun orang untuk menceritakan atau berbagi masalah yang dialami dalam
kehidupannya
5.4 Pertimbangan Sosioekonomi dan Kultural
Tidak ditemukan adanya korelasi antara status
sosioekonomi dan gangguan depresif berat. Depresi mungkin lebih sering di
daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. Untuk depresi sesaat ekonomi
sangat berpengaruhmisalnya kenaikan harga BBM dapat menyebabkan depresi, karena
hal tersebut sangat memberatkan apalagi untuk golongan ekonomi ke bawah. Tetapi
depresi ini akan hilang dengan sendirinya dalam jangk waktu tertentu. Dalam
kasus ini jika harga BBM kembali turun maka depresi tersebut akan hilang.
6. DAMPAK DEPRESI
Depresi tidak hanya menyerang psikis seseorang, tetapi
juga dapat menimbulkan efek-efek lain bagi tubuh yang secara langsung dapat
mengganggu aktifitas dan kesehatan penderita. Efek paling berat paling
dirasakan pada orang yang mengalami depresi berat, karena pada tingkatan depresi
ini sebagian besar harus mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa. Lingkungan
rumah sakit maupun efek obat untuk terapi tentu akan berpengaruh secara
langsung terhadap fisik pasien depresi di rumah sakit. Ada berbagai macam
dampak depresi dari yang paling ringan hingga yang sangat berat bahkan
menimbulkan kematian. Dampak-dampak tersebut antara lain :
1. Depresi biasanya akan
disertai dengan penyakit fisik, seperti asma, jantung koroner, sakit kepala dan
maag
2. Menurut seorang ahli
yang juga penulis buku, yaitu Philip Rice, depesi akan meningkatkan resiko
seseorang terserang penyakit karena kondisi depresi cenderung meningkatkan
sirkulasi adrenalin dan kortisol sehingga menurunkan tingkat kekebalan
tubuhnya. Jika sistem kekebalan tubuh menjadi lemah maka penyakit akan mudah
untuk menyerang penderita depresi
3. Penyakit mudah
hinggap karena orang yang terkena depresi sering kehilangan nafsu makan,
kebiasaan makannya jadi berubah (terlalu banyak makan atau sulit makan), kurang
berolah raga, mudah lelah dan sulit tidur
4. Selain penurunan daya
tahan tubuh, depresi dipandang berbahaya bagi kesehatan psikis dan fisik karena
bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas dalam
pekerjaan.
5. Dampak depresi tidak
hanya akan mempengaruhi diri sendiri penderita tersebut tapi juga akan
berdampak bagi “lingkungan” sekitarnya. Yang dimaksud dengan lingkungan di sini
adalah orang lain di sekitar penderita. Seperti halnya jika kita terserang flu,
maka seluruh tubuh kita merasa lemas dan tidak enak . bukan hanya itu,
orang lain yang ada disekitar kita juga berpotensi untuk tertular oleh penyakit
flu kita.
Menurut miner (1992), seorang professor dari The
State University di New York, di dalam konteks organisasi situasi demikian dikenal
dengan konsep the sick organization. Sebab, seorang karyawan yang mengalami
gangguan emosional seperti hanya depresi, akan membawa implikasi tidak hanya
pada kinerja dan kepuasan kerjanya sendiri melainkan juga pada kinerja dan
atmosphere organisasi[2]
(http://www.e-psikologi.com/masalah/index.htm)
halm1
6. Ada pula dimana
depresi tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru penyakit yang tak kunjung
sembuh yang akhirnya menyebabka depresi sehingga akan memperparah penyakit
tersebut. Contoh kasus adalah depresi yang dialami penderita kanker, asma,
sakit punggung yang biasanya berlangsung bertahun-tahun
7. Perawatan Depresi
Depresi sebenarnya mudah untuk disembuhkan kecuali
pada depresi berat. Pada tingkatan depresi ini diperlukan terapi pengobatan
yang agak sulit. Karena depresi berat sudh mengarah pada ganggan kejiwaan.
Kebanyakan orang kawatir dengan dampak pengobatan antidepresan yang
apabiladignakan dalam secara terus meners dan dalam jangka waktu yang lama akan
dapat mempengaruhi kerja otak. Rata-rata dua dari tiga penderita depresi bisa
disembuhkan, pada tingkat tertentu, yaitu pada tingkatan depresi sesaat dan
neurologis. Sedangkan pada depresi berat diperlukan pemberian antidepresan.
Untuk itu pengobatan depresi ditempuh melalui dua jalan yaitu perawatan secara
psikis dan perawatan secara medis.
Perawatan secara psikis adalah cara perawatan untuk
memperbaiki psikis penderita, perawatan ini lebih menekankan pada terapi yang
kontinu dalam meningkatkan percaya diri dan mengurangi faham-faham negatif
penderita depresi terhadap dirinya dan orang lain. Perawatan medis adalah
perawatan depresi yang menggunakan terapi obat dan lebih menonjolkan pada
terapi medis yang umumnya dilaksanakan dirumah sakit jiwa. Perawatan ini lebih
cenderung ditujukan pada penderita depresif berat, walaupun pada depresif
neurologis juga membutuhkan terapi ini, tetapi persentasenya lebih kecil
dibandingkan dengan depresi berat dalam pemberian terapi ini.
Cara-cara perawatan depresi adalah sebagai berikut :
7.1 Terapi Psikis
Terapi psikis umumnya tidak memerlukan seorang
psikiater tapi lebih cenderung pada menerapkan disiplin diri dan mencari jalan
keluar untuk menghadapi masalah yang menjadi sumber depresi tersebut.
7.1.1 Perhatian utama dalam
menangani masalah depresi adalah adanya komitmen dan persistensi untuk
menyelesaikannya. Fokuskan perhatian pasien pda da hal tersebut agar
keiinginannya untuk sembuh meningkat. Sehingga pasien lebih kooperatif dan kita
mudah untuk mengetahui permasalahan pasien
7.1.2 Banyak pasien depresi merasa
terkucil dan putus asa, ntuk itu diperlkan sikap kita yang lebih berteman.
Sehingga pasien tidak akan merasa kesepian dan dengan leluasa dapat mencurahkan
segala permasalahan hidupnya.
7.1.3 Beritahu pasien bahwa depresi
itu umum terjadi, sehingga pasien tidak merasa terkucilkan lagi
7.1.4 Bantulah pasien untuk
menemukan stressor atau masalah utama yang dihadapi sehingga mengakibatkan
depresi. Stressor dapat berupa individu, kelompok, maupun lingkungan. Dengan
menemukan stressor dapat mengurangi perasaan dosa dan rendah diri pasien
7.1.5 Tekankan pada pasien bahwa
depresi merupakan suatu penyakit, seperti juga hipertensi yang membutuhkan
pengobatan medik
7.1.6 Perbaiki segala macam anggapan
dan ambivalensi pasien. Berikan penjelasan bila terdapat ambivalensi sehingga
pasien ragu untuk mencari pengobatan. Anggapan yang beredar di masyarakat
biasanya orang yang pergi ke psikiateradalah orang gila.
7.1.7 Hindari bualan atau harpan
yang kosong
7.1.8 Memperbaiki hubungan
interpersonal. Apabila pasien memiliki hubungan dengan seseorang yang suka
menganiaya atau hubungan dengan seseorang yang selalu mencela pasien, sulit
bagi pasien untuk sembuh dari depresi
7.1.9 Terapi dari pasangan dan
terapi keluarga bisa membantu mengatasi depresi, hampir setiap komunitas
terdekat memiliki program untuk membantu pasien. Termasuk keluarga. Keluarga
diharapkan bisa membantu mengenali keluhan fisik akibat depresi, mengawasi
kondisi pasien dan memotivasi pasien untuk sembuh
7.1.10 Memperbaiki hubungan dengan
orang terdekat dapat membantu memperoleh dukungan positif saat pasien berusaha
menyembuhkan depresi
7.1.11 Penjadwalan aktifitas, hal
ini dimaksudkan agar pasien lebih meningkatkan aktifitasnya terutama aktifitas
yang menyenangkan. Untuk pengobatan depresi, sering kali menekankan pada
peningkatan jumlah aktifitas mingguan yang menyenngkan dan yang dapat
menimbulkan perasaan puas. Karena dengan hal itu pasien akan merasa lebih baik
7.2 Terapi Obat
Depresi dapat diobati dengan antidepresanObat untuk
depresi, namun anti depresan dapat berinteraksi dengan ARV. Anti depresan harus
dipakai dalam pengawsan dokter yang mengetahui mengenai ARV yang kita pakai.
Ritonavir FOOt NOTE dan indinavir paling sering beriteraksi dengan
antidepresan.
Antidepresan yang paling sering dipakai dalam
mengobati depresi adalah SSRIFOOTNOTE. Efek samping obat golongan ini dapat
menyebabkn kehilangan nafsu seks, kehilangan nafsu makan, sakit kepala,
insomnia (sulit tidur), kelelahan, mual, diare, dan kegelisahan
Obat dari golongan trisiklik menyebabkan lebih banyak
efek samping daripada SSRI. Obat dari golongan ini dapat menyebabkan sedasi
FOOTNOTE, sembelit, dan denyut jantung tidak teratur.
Pengobatan depresi ringan dapat disesuaikan dengan
gejala-gejala yang timbul. Misalnya susah tidur dan kehilangan nafsu makan
dapat diberikan obat penambah nafsu makan atau obat tidur.
Terapi antidepresi yang pasti adalah dengan obat atau
kejang listrik (ECT) membutuhkan beberapa minggu atau lebih lama. Informasi
penting untuk menentukan tindakan pengobatan adalah : apakah pasien psikotik?,
apakah pasien telah minum obat atau alkohol?, adakah gangguan medik yang
ditemukan?. Jika kita telah mengetahui masing-masing informasi tentang hal
diatas, maka tindakan pengobatan selanjutnya akan lebih aman, mengingat
antidepresan sangat mudah bereaksi dengan obat lain.
Berikut ini adalah terapi obat dengan antidepresan :
7.2.1 Bila pasien
mengidap gangguan organik, dapat diatasi dengan benzodiazepine seperti lorazem
(ativan) 1-2 mg per oral atau 1M, alprazolam (xanax) 0,5-1 mg per oral, atau
oksazepam (serax) 10-30 mg per oral, semua diberikan tiap 4 jam dan seperlunya
7.2.1 Bila gejala
psikotik timbul, benzodiazepine dapat digunkan, tetapi antipsikotika perlu
dipertimbangkan. Contuh haloperidol (haldol) 2-5 mg per oral atau 1M,
flufenazin (prolixin, anatensol) 2-5 mg per oral atau 1M, atau tiotiksen
(navane) 2-5 mg per oral atau 1M. semua diberikan tiap 4 jam seperlunya
8. Pencegahan Depresi
Depresi memang dapat diobati namun depresi juga dapat
dicegah, ingat mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah cara
mencegah depresi :
a. Usahakan untuk
selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati. Jangan pernah untuk
menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini dapat memperburuk depresi
yang sdah dialami mapun dapat mengakibatkan depresi
b. Berpartisipasi dalam
suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal ini dapat mengalihkan
perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Ingat kita bkan lari
dari masalah tetapi labih cenderung menyegarkn pikiran kita sehingga kita lebih
siap untuk menghadapinya lagi nanti.
c. Berpikir
realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata
“seandainya saya…” dalam hidup kita
d. Melakukan olahraga,
aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan tersebut membuat kita lebih
jarang melamun
e. Mengubah
suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita gembira karena hal
tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri sendiri
f. Jangan banyak
berpengharapan
g. Berpikir positif
h. Lapang hati dan sabar
dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat menjauhkan diri kita dari depresi
LAPORAN PENDAHULUAN
I. MASALAH
UTAMA
Gangguan alam perasaan: depresi dengan resiko bunuh
diri.
II. PROSES
TERJADINYA MASALAH
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi
yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan
tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab
(rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain :
faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid,
faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam
tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagai nya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti
bunuh diri, penyakit infeksi, pembedah an, kecelakaan, persalinan dan
sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri
dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung
dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan
dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala
psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas,
tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
III. A. POHON
MASALAH
- MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Gangguan alam
perasaan: depresi
a. Data subyektif:
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas
berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak
berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan
cenderung bunuh diri.
b. Data obyektif:
Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung
dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan
yang lambat dengan lang kah yang diseret.Kadang‑kadang dapat terjadi stupor.
Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.Proses
berpikir terlambat, seolah‑olah pikirannya kosong, konsentrasi tergang gu,
tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada
pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk
akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadang‑kadang
pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung
(irritable) dan tidak suka diganggu.
2. Koping maladaptif
a.
DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak
bahagia, tak ada harapan.
b.
DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat
mengontrol impuls.
IV. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Resiko
mencederai diri berhubungan dengan depresi.
2. Gangguan alam
perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
V. RENCANA
TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Tujuan umum:
Klien tidak mencederai diri.
b. Tujuan khusus
1. Klien dapat membina
hubungan saling percaya
Tindakan:
1.1. Perkenalkan diri dengan klien
1.2. Lakukan interaksi dengan pasien
sesering mungkin dengan sikap empati
1.3. Dengarkan pemyataan pasien
dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya:
memberikan sentuhan, anggukan.
1.4. Perhatikan pembicaraan pasien
serta beri respons sesuai dengan keinginannya
1.5. Bicara dengan nada suara yang
rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti
1.6. Terima pasien apa adanya tanpa
membandingkan dengan orang lain.
2. Klien dapat
menggunakan koping adaptif
2.1. Beri dorongan untuk
mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang
dirasakan pasien.
2.2. Tanyakan kepada
pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan
2.3. Diskusikan dengan
pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
2.4. Bersama pasien
mencari berbagai alternatif koping.
2.5. Beri dorongan
kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
2.6. Beri dorongan
kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
2.7. Anjurkan
pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
3. Klien terlindung dari
perilaku mencederai diri
Tindakan:
3.1. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai
diri sendiri.
3.2. Jauhkan dan simpan
alat‑alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai dirinya/orang lain,
ditempat yang aman dan terkunci.
3.3. Jauhkan bahan alat
yang membahayakan pasien.
3.4. Awasi dan tempatkan
pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.
4. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
4.1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi
keputusasaannya.
4.2. Kaji dan kerahkan sumber‑sumber
internal individu.
4.3. Bantu mengidentifikasi sumber‑sumber harapan
(misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal‑hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
5.1. Kaji dan manfaatkan sumber‑sumber
ekstemal individu (orang‑orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok
pendukung, agama yang dianut).
5.2. Kaji sistem pendukung keyakinan
(nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
5.3. Lakukan rujukan sesuai indikasi
(misal : konseling pemuka agama).
6. Klien dapat
menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
6.1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis,
frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
6.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip
5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
6.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek
samping yang dirasakan.
6.4. Beri reinforcement positif bila
menggunakan obat dengan benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar