ASUHAN
KEPERAWATAN
PERILAKU
KEKERASAN
PENGERTIAN
Marah merupakan perasaan jengkel
yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan/ kebutuhan yang tidak
terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart
dan Sundeen, 1996). Perasaan
marah normal bagi tiap individu, namun perilaku yang
dimanifestasikan oleh perasaan
marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang adaptif
dan maladaptif
Kegagalan yang menimbulkan
frustasi dapat menimbulkan respon pasif dan
melarikan diri atau respon
melawan dan menantang. Respon melawan dan menantang
merupakan respon yang maladapt
if, yaitu agresif-kekerasan perilaku yang
menampakkan mulai dari yang
rendah sampai yang tinggi, yaitu:
Asertif : mampu menyatakan rasa
marah tanpa menyakiti orang lain dan merasa lega.
Frustasi : Merasa gagal mencapai
tujuan disebabkan karena tujuan yang tidak
realistis.
Pasif : Diam saja karena merasa
tidak mampu mengungkapkan perasaan yang sedang
dialami.
Agresif: memperlihatkan
permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang lain
dengan ancaman, memberi kata-kata
ancaman tanpa niat melukai. Umumnya klien
masih dapat mengontrol perilaku
untuk tidak melukai orang lain.
Kekerasan: sering juga disebut
gaduh-gaduh atau amuk. Perilaku kekerasan ditandai
dengan menyentuh orang lain
secara menakutkan, memberi kata-kata ancamanancaman,
melukai disertai melukai pada
tingkat ringan, dan yang paling berat adalah
melukai/ merusak secara serius.
Klien tidak mampu mengendalikan diri.
FAKTOR
PREDISPOSISI
Faktor pengalaman yang dialami
tiap orang yang merupakan factor predisposisi,
artinya mungkin terjadi/ mungkin
tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut
dialami oleh individu:
1. Psikologis, kegagalan yang
dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian
dapat timbul agresif atau amuk.
Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan
yaitu perasaan ditolak, dihina,
dianiaya atau sanksi penganiayaan.
2. Perilaku, reinforcement yang
diterima pada saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan di rumah
atau di luar rumah, semua aspek ini
menstimulasi individu mengadopsi
perilaku kekerasan.
3. Sosial budaya, budaya tertutup
dan membalas secara diam (pasif agresif) dan
kontrol sosial yang tidak pasti
terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan
seolah-olah perilaku kekerasan
yang diterima (permissive).
4. Bioneurologis, banyak bahwa
kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus
temporal dan ketidakseimbangan
neurotransmitter turut berperan dalam terjadinya
perilaku kekerasan.
FAKTOR
PRESPITASI
Faktor prespitasi dapat bersumber
dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang
lain. Kondisi klien seperti ke
lemahan fisik (penyakit fisik) , keputusan,
ketidakberdayaan, percaya diri
yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku
kekerasan. Demikian pula dengan
situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang
mengarah pada penghinaan,
kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan kekerasan
merupakan faktor penyebab yang
lain. Interaksi sosial yang provokatif dan
konflikdapat pula memicu perilaku
kekerasan.
RENTANG
RESPON
Adaptif
Maladaptif
___________________________________________________________
Asertif Frustasi Pasif
Agresif
Kekerasan
TANDA DAN GEJALA
- Marah
- Muka merah
- pandangan tajam
- otot tegang
- nada suara tinggi
- berdebat
- memaksakan kehendak
- memukul jika tidak senang.
MASALAH
KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai
3. Gangguan harga diri: harga
diri rendah
POHON MASALAH
Resiko
mencederai,Orang lain
Perilaku Kekerasan (CP)
Gangguan harga
diri: harga diri rendah
DIAGNOSA
1. Resiko mencederai orang lain
berhubungan dengan kekerasan
2. Perilaku kekerasan berhubungan
dengan harga diri rendah
STRATEGI
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah: Perilaku kekerasan
Pertemuan: Ke 1 (satu)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien datang ke
rumah sakit diantar keluarga karena di rumah marahmarah
dan memecahkan piring dan gelas.
2. Diagnosa : Resiko merusak
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
3. TUK : 1. Membina hubungan
saling percaya
2. Mengidentifikasi penyebab
marah
B. Strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi, nama saya Budi
Anna. Panggil saya suster Budi. Namanya
siapa, senang dipanggil apa? Saya
akan merawat Ali.
b. Evaluasi/ validasi
Ada apa di rumah sampai dibawa
kemari?
c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita
bercakap-cakap tentang hal-hal yang
menyebabkan Ali marah
Tempat : Mau dimana kita bercakap-cakap?
Bagaimana kalau di kamar
perawat?
Waktu : Mau berapa lama? Bagaimana kalau
10 menit
2. Kerja
Apa yang membuat Ali membanting piring
dan gelas?
Apakah ada yang membuat Ali kesal?
Apakah sebelumnya Ali pernah marah?
Apa penyebabnya? Sama dengan yang
sekarang?
Baiklah, jadi ada ……. (misalnya 3)
penyebab Ali marah-marah.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ali setelah
kita bercakap-cakap?
b. Evaluasi Obyektif
Coba sebutkan 3 penyebab Ali marah.
Bagus sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah, waktu kita sudah habis.
Nanti coba Ali ingat lagi, penyebab Ali
marah yang belum kita bicarakan.
d. Kontrak
Topik: Nanti akan kita bicarakan
perasaan Ali pada saat marah dan cara
marah yang biasa Ali lakukan.
Tempat: Mau dimana kita bicara?
Bagaimana kalau kita disini?
Waktu: Kira-kira 30 menit lagi ya.
Sampai nanti.
STRATEGI
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah: Perilaku kekerasan
Pertemuan: Ke 2 (dua)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien dapat
menyebabkan penyebab marah.
2. Diagnosa : Resiko merusak
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
3. TUK : 3. Mengidentifikasi
tanda dan gejala perilaku kekerasan
4. Mengidentifikasi perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
5. Mengidentifikasi akibat
perilaku kekerasan klien
B. Strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang Ali.
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan Ali saat ini?
Apakah masih ada penyebab kemarahan Ali
yang lain?
c. Kontrak
Topik : Baiklah kita akan membicarakan
perasaan Ali saat sedang marah
Tempat : Mau di mana? Bagaimana kalau
dikamar perawat?
Waktu : Mau berapa lama? Bagaimana kalau
15 menit saja?
2. Kerja
Ali pada saat dimarahi Ibu (salah satu
penyebab marah), apa yang Ali
rasakan?
Apakah ada perasaan kesal, tegang,
mengepalkan tangan, mondar-mandir?
Lalu apa biasanya yang Ali lakukan?
Apakah sampai memukul? Atau marah-marah?
Ali, coba dipraktekkan cara marah Ali
pada suster Budi. Anggap suster budi
adalah Ibu yang membuat Ali
jengkel. Wah bagus sekali.
Nah, bagaimana perasaan Ali setelah
memukul meja?
Apakah masalahnya selesai?
Apa akibat perilaku Ali?
Betul, tangan jadi sakit, meja bisa
rusak, masalah tidak selesai dan akhirnya
dibawa ke rumah sakit
Bagaimana Ali, maukah belajar cara
mengungkapkan marah yang benar dan
sehat?
Baiklah, waktu kita sudah habis.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ali setelah
kita bercakap-cakap?
b. Evaluasi Obyektif
Apa saja yang kita bicarakan?
Benar, perasaan marah. Apa saja tadi? Ya
betul, lagi, lagi, oke.
Lalu cara marh yang lama, apa saja tadi?
Ya betul, lagi, oke.
Dan akibat marah apa saja? Ya betul,
sampai dibawa ke rumah sakit.
c. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah, sudah banyak yang kita
bicarakan. Nanti coba diingat-ingat lagi
perasaan Ali sewaktu marah, dan
cara Ali marah serta akibat yang terjadi.
Kalau di runah sakit ada yang
membuat Ali marah, langsung beritahu suster.
d. Kontrak
Waktu: Besok kita bertemu lagi jam
09.00, bagaimana cocok?
Tempat: Bagaimana kalau disini lagi?
Topik: Besok kita mulai latihan cara
marah yang baik dan sehat. Sampai
besok.
STRATEGI
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah: Perilaku kekerasan
Pertemuan: Ke 3 (tiga)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien dapat
menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang
biasa dilakukan serta akibat yang
terjadi.
2. Diagnosa : Resiko merusak
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
3. TUK : 6. Memilih satu cara
marah yang konstruktif
7. Mendemonstrasikan satu cara
marah yang konstruktif
B. Strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan (SP)
1. Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi Ali.
Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan Ali saaty ini? Wah
bagus.
Apakah ada yang membuat Ali marah sore
dan malam kemarin?
Bagaimana dengan perasaan, cara marah,
dan akibat marahnya Ali, masih
ada tambahan (jika perlu ulang
satu-satu).
2. Kontrak
Topik : Ali masih ingat apa yang akan
kita latih sekarang? Betul kita akan
latihan cara marah yang sehat.
Tempat : Mau dimana kita bercakap-cakap?
Baik disini saja seperti biasa
Waktu : Mau berapa lama? 15 menit ya
Ali.
3. Kerja
Ali ada beberapa cara marah yang sehat,
hari ini kita pelajari 1 cara
Nah, Ali boleh pilih mau latihan nafas
dalam atau pukul kasur dan bantal?
Baiklah, kita latihan nafas dalam
Jadi, kalau Ali kesal dan perasaan sudah
mulai tidak enak segera nafas dalam
agar cara marah yang lama tidak
terjadi.
Caranya seperti ini, kita bisa berdiri
atau duduk tegak. Lalu tarik napas dari
hidung dan keluarkan dari mulut.
Coba ikuti suster, tarik dari hidung. Ya
bagus, tahan sebentar, dan tiup dari
mulut. Oke, ulang sampai 5 kali.
4. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar