Senin, 20 Februari 2012

ASKEP ANSIETAS ujaulouta

Ansietas

Definisi :

Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus ansietas (Corner, 1992). Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya kepada individu.

Kecemasan memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan dan pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan seseorang.
Sisi negatif ansietas atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal ini menghabiskan tenaga, menimbulkan rasa takut, dan menghambat individu melakukan fungsinya dengan adekuat dalam situasi interpersonal, situasi kerja, dan situasi sosial. Diagnosis gangguan ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak lagi berfungsi sebagai tanda bahaya, melainkan menjadi kronis dan mempengaruhi sebagian besar kehidupan individu sehingga menyebabkan perilaku maladaptif dan disabilitas emosional. Misalnya, diagnosis gangguan ansietas umum ditegakkan ketika individu selalu khawatir tentang sesuatu atau semua hal tanpa alasan yang nyata, merasa gelisah, lelah, dan tegang, serta sulit berkonsentrasi selama sekurang-kurangnya enam bulan terakhir. Makalah ini berfokus pada gangguan ansietas yang menyebabkan ansietas yang ekstrenm dan melemahkan, yang mengganggu kehidupan sehari-hari individu.
Ansietas adalan Ketakutan/kekuatiran pada sesuatu yang tdk jelas dan berhubungan dengan perasaan tidak menentu dan tak berdaya (helplessness).
Perasaan isolasi, terasing, dan terancam mungkin dialami.
Individu mempersepsikan kepribadiannya terancam.
Manusia muali merasakan sejak bayi
Berhenti kalau mati.
 


Tingkatan Ansietas Menurut Stuart dan Sundeen (1998:175-176), tingkat ansietas sbb :

Ansietas ringan
berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

 Ansietas sedang
 memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
 Ansietas Berat
sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cendrung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

 Tingkat Panik
dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah dari proporsinya, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang, kehilangan pemikiran rasional.


Patofisiologi
  • Setiap faktor yang mengganggu kebutuhan dasar manusia akan makanan, air, kenyamanan, dan keamanan.
  • Situasional
  • Berhubungan dengan ancaman aktual atau yang dirasakan terhadap konsep diri :
  • Kehilangan benda-benda yang dimiliki
  • Kegagalan (atau keberhasilan)
  • Perubahan dalam status atau prestise
  • Kurang penghargaan dari orang lain
  • Dilema etik
  • Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat (aktual atau risti) :
  • Kematian
  • Perceraian
  • Tekanan budaya
  • Perpindahan
  • Perpisahan sementara atau permanen
  • Berhubungan dengan ancaman integritas biologis (aktual atau risti) :
  • Menjelang kematian
  • Serangan
  • Penyakit
  • Prosedur invasif
  • Berhubungan dengan perubahan dalam lingkungan (aktual atau risti) :
  • Perawatan rumah sakit
  • Perpindahan
  • Pensiun
  • Bahaya terhadap keamanan
  • Polutan lingkungan
  • Berhubungan dengan perubahan status sosioekonomi (aktual atau risti) :
  • Pengangguran
  • Pekerjaan baru
  • Promosi
  • Berhubungan dengan transmisi ansietas orang lain terhadap individu.
  • Maturasional
  • Bayi/anak
  • Berhubungan dengan perpisahan
  • Berhubungan dengan lingkungan atau orang asing
  • Berhubungan dengan perubahan hubungan sebaya
  • Remaja
  • Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri :
  • Perkembangan seksual
  • Perubahan hubungan dengan teman sebaya
  • Dewasa
  • Berhubungan dengan konsep diri :
  • Kehamilan
  • Menjadi orang tua
  • Perubahan karir
  • Efek penuaan
  • Lansia
  • Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri :
  • Kehilangan sensori
  • Kehilangan motorik
  • Masalah finansial
  • Perubahan pensiun


Fisiologi

  • Peningkatan frekwensi denyut jantung
  • Insomnia
  • Kenaikan tekanan darah
  • Keletihan dan kelamahan
  • Peningkatan frekwensi pernapasan
  • Semburat merah atau pucat
  • Dilatasi pupil
  • Pegal-pegal dan nyeri
  • Perubahan tinggi suara/suara tremor
  • Gemetar
  • Kegelisahan
  • Palpitasi
  • Pingsan/pusing
  • Mual-mual atau muntah
  • Parestesia
  • Sering berkemih
  • Bercak kemerahan
  • Diare
 Emosional

  • Klien mengaku tentang
  • Keprihatinan
  • Ketidak-berdayaan
  • Kehilangan kontrol
  • Kegelisahan
  • Ketegangan atau menjadi sangat gembira
  • Ketidakmampuan untuk rileks
  • Ketidakberuntungan yang diantisipasi
  • Klien memperlihatkan
  • Peka rangsang/tidak sabar
  • Mengkritik diri sendiri dan orang lain
  • Marah meledak-ledak
  • Menarik diri
  • Menangis
  • Kurang inisiatif
  • Kecenderungan menyalahkan orang lain
  • Mencela diri sendiri
  • Reaksi terkejut

Kognitif

  • Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
  • Kurang waspada terhadap lingkungan sekitar
  • Pelupa
  • Melamun
  • Berorientasi pada masa lalu
  • Pikiran buntu
  • Terlalu perhatian
Masalah Keperawatan
1. Harga diri Rendah
2. Gangguan citra tubuh
3. Ansietas
4. Koping Individu inefektif
5. Kurangnya pengetahuan

E. Tindakan Keperawatan bagi Generalist (2SP).
1. Bina hubungan saling percaya
2. Kaji kebutuhan rasa aman klien
3. Sediakan waktu untuk ekspress feeling
4. Latihan Teknik Relaksasi dan reduksi Stress
5. Membuat rencana latihan Teknik Relaksasi dan reduksi stress
6. Mempraktikkan teknik relaksasi dan reduksi stress dalam kehidupan sehari-hari

Terapi Spesialis Keperawatan untuk individu klien
1. Terapi Relaksasi Progresif
2. Therapi Thought Stoping
3. Therapy Perilaku
4. Therapy Kognitif
5. Therapy Cognitif Behaviour

Terapi Spesialis Keperawatan untuk Keluarga
  1. Therapy Family Psikoedukasi
Therapi Spesialis Keperawatan untuk Kelompok
1. Therapi Suportif

 Pohon masalah


           Resiko menarik diri               : Prilaku menyerang



                    Cemas                           : core problem  
   


          Kurang pengetahuan               : Pengalaman masa lalu : faktor penyebab


Intervensi

1. Kaji ansietas : ringan, sedang, berat

2. Memberikan ketentraman dan kenyamanan hati
a. Tinggal bersama klien
b. Jangan atau meminta klien untuk membuat keputusan
c. Berbicara dengan tenang dan perlahan, menggunakan kalimat yang pendak dan sederhana
d. Waspada terhadap perhatian anda sendiri dan hindari ansietas yang timbal balik
e. Perlihatkan rasa empati (mis ; datang dengan tenang, menyentuh, membiarkan menangis, berbicara)

3. Singkirkan stimulasi yang berlebih (mis; tempatkan klien di ruangan yang lebih tenang); batasi kontak dengan orang lain

4. Apabila ansietas telah berkurang, bantu klien untuk mengenali ansietas dengan tujuan untuk mulai memahami atau memecahkan masalah
a. Berikan dorongan klien untuk mengingat dan menganalisa peristiwa ansietas serupa.
b. Gali perilaku alternatif apa yang mungkin telah digunakan jika kopingnya maladaptif.

5. Bantu klien yang sedang marah
a. identifikasi adanya marah (mis; perasaan frustasi, ansietas, ketidakberdayaan, adanya peka rangsang, berbicara meledak-ledak)
b. Kenali reaksi anda terhadap perilaku klien; waspadai perasaan anda sendiri dalam bekerja dengan individu yang sedang marah.
c. Bantu dalam membuat hubungan antara frustasi dengan perasaan selanjutnya.
d. Sebutkan batasan-batasan dengan jelas; katakan pada individu apa yang benar-benar diharapkan (mis; ”Saya tidak dapat membiarkan anda berteriak”[melempar benda-benda, dsb]).
e. Ketika menyebutkan perilaku yang tidak dapat diterima, berikan suatu alternatif (mis; beri ruangan yang tenang, aktifitas fisik, kesempatan untuk berkomunikasi dari hati ke hati)
f. Kembangkan strategi modifikasi perilaku; bicarakan dengan seluruh personil yang terlibat agar konsisten
g. Lakukan interaksi dengan klien apabila dia tidak banyak menuntut atau manipulatif

6. Bila berkenan, berikan aktifitas yang dapat mengurangi ketegangan (mis; aktivitas fisik, permainan-permainan)

7. Bantu anak yang sedang marah
a. Berikan dorongan pada anak untuk mengungkapkan kemarahannya (mis; ”Apa yang kamu rasakan ketika disuntik?”, ” Bagaimana perasaanmu jika Mimin tidak mau bermain denganmu?”)
b. Katakan pada anak bahwa marah adalah hal yang biasa (mis;”Saya kadang-kadang marah jika saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan.”)
c. Berikan dorongan dan biarkan anak untuk mengekspresikan marah dalam cara yang dapat diterima (mis; berbicara keras-keras, memukul mainan, berlari keluar mengelilingi rumah)

8. Untuk orang-orang yang diidentifikasi mengalami ansietas kronis dan mekanisme koping maladaptif, rujuk untuk penanganan psikiatrik berkelanjutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar