Pengertian
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri
sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan
terkahir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat 1991 :
4).
Menurut Beck (1994) dalam Keliat (1991 hal 3)
mengemukakan rentang harapan – putus harapan merupakan rentang adaptif – maladaptif.
· Respon
adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan
respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat
diterima oleh norma-norma sosial dan budaya setempat.
Rentang
adaptif : Harapan, Yakin,
Percaya, Inspirasi, Tetap hati, Putus harapan, Tidak berdaya,
Putus asa, Apatis, Gagal dan kehilangan, Ragu-ragu, Sedih, Depresi Bunuh diri
· Respon
maladaptif antara lain :
1. Ketidakberdayaan, keputusasaan,
apatis.
Individu yang tidak berhasil
memecahkan masalah akan meninggalkan masalah, karena merasa tidak mampu
mengembangkan koping yang bermanfaat sudah tidak berguna lagi, tidak
mampu mengembangkan koping yang baru serta yakin tidak ada yang membantu.
2. Kehilangan,
ragu-ragu
Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan
tidak realistis akan merasa gagal dan kecewa jika cita-citanya tidak tercapai.
Misalnya : kehilangan pekerjaan dan kesehatan, perceraian, perpisahan individu
akan merasa gagal dan kecewa, rendah diri yang semua dapat berakhir dengan
bunuh diri.
3. Depresi
Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan
yang ditandai dengan kesedihan dan rendah diri. Biasanya bunuh diri terjadi
pada saat individu ke luar dari keadaan depresi berat.
4. Bunuh diri
Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri
sendiri untuk mengkahiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir
individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Penyebab
Banyak penyebab tentang alasan seseorang melakukan
bunuh diri :
- Kegagalan beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stres.
- Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.
- Perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri.
- Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
Penyebab yang lain yaitu
- Faktor genetic dan teori biologi
Factor genetic mempengaruhi
terjadinya resiko bunuh diri pada keturunannya. Disamping itu adanya penurunan
serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh
diri.
- Teori sosiologi
Emile Durkheim membagi suicide dalam
3 kategori yaitu : Egoistik (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok
social) , atruistik (Melakukan suicide untuk kebaikan masyarakat) dan anomic (
suicide karena kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi
dengan stressor).
- Teori psikologi
Sigmund Freud dan Karl Menninger
meyakini bahwa bunuh diri merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri
sendiri.
- Penyebab lain
·
Adanya harapan untuk reuni dan fantasy.
·
Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusasaan dan ketidakberdayaan
·
Tangisan untuk minta bantuan
·
Sebuah tindakan untuk menyelamatkan muka dan mencari kehidupan yang lebih
baik
Factor
predisposisi
Menurut
Stuart dan Sundeen (1997), faktor predisposisi bunuh diri antara lain :
a. Diagnostik
> 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, mempunyai
hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat individu
beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan apektif, penyalahgunaan zat, dan
skizofrenia.
b. Sifat
kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan
besarnya resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
c. Lingkungan
psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan,
perpisahan/perceraian, kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial
merupakan faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
d. Riwayat
keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri
merupakan faktor resiko penting untuk prilaku destruktif.
e. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik,
dan depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku
destrukif diri.
Factor
presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh
diri adalah :
a.
Perasaan
terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti.
b.
Kegagalan
beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
c.
Perasaan
marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri.
d.
Cara untuk
mengakhiri keputusasaan.
RRentang
masalah
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
Self enhancement Growth Indirect self Self injury Suicide
promoting risk taking destructive behavior
Patopsikologi
Semua prilaku bunuh diri adalah serius apapun
tujuannya. Orang yang siap membunuh diri adalah orang yang merencanakan
kematian dengan tindak kekerasan, mempunyai rencana spesifik dan mempunyai niat
untuk melakukannya. Prilaku bunuh diri biasanya dibagi menjadi 3 kategori :
1. Ancaman bunuh diri
Peningkatan verbal/nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang
tentang kematian, kurangnya respon positif dapat ditafsirkan seseorang sebagai
dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan
oleh individu yang dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri
Mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan
atau terabaikan. Orang yang melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak
langsung ingin mati mungkin pada mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui
tepat pada waktunya. Percobaan bunuh diri terlebih dahulu individu tersebut
mengalami depresi yang berat akibat suatu masalah yang menjatuhkan harga
dirinya.
POHON MASALAH
Resiko
menciderai diri sendiri, orang lain
Harga diri rendah : faktor
penyebab
F.
Tanda dan
gejala
Pengkajian orang yang bunuh diri
juga mencakup apakah orang tersebut tidak membuat rencana yang spesifik dan
apakah tersedia alat untuk melakukan rencana bunuh diri tersebut.
Petunjuk dan gejala yaitu
a.
Keputusasaan
b.
Celaan
terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berguna
c.
Alam
perasaan depresi
d.
Agitasi dan
gelisah
e.
Insomnia
yang menetap
f.
Penurunan BB
g.
Berbicara
lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial.
h.
Petunjuk
psikiatrik
1)
Upaya bunuh
diri sebelumnya
2)
Kelainan
afektif
3)
Alkoholisme
dan penyalahgunaan obat
4)
Kelaianan
tindakan dan depresi mental pada remaja
5)
Dimensia
dini/ status kekacauan mental pada lansia
6)
Riwayat
psikososial
a)
Baru
berpisah, bercerai/ kehilangan
b)
Hidup
sendiri
c)
Tidak
bekerja, perbahan/ kehilangan pekerjaan baru dialami
d)
Faktor-faktor
kepribadian
1.
Implisit,
agresif, rasa bermusuhan
2.
Kegiatan
kognitif dan negative
3.
Keputusasaan
4.
Harga diri rendah
5.
Batasan/gangguan
kepribadian antisosial
G. Asuhan
keperawatan
1. Pengertian
Tinjauan kembali riwayat klien untuk
adanya stressor pencetus dan data signifikan tentang :
1. Kerentaan
genetik-biologik (riwayat keluarga).
2. Peristiwa
hidup yang menimbulkan stres dan kehilangan yang baru dialami.
3. Hasil dan
alat pengkajian yang terstandarisasi untuk depresi.
4. Riwayat
pengobatan.
5. Riwayat
pendidikan dan pekerjaan.
6. Catat
ciri-ciri respon psikologik, kognitif, emosional dan prilaku dari individu
dengan gangguan mood.
7. Kaji adanya
faktor resiko bunuh diri dan letalitas prilaku bunuh diri :
a. Tujuan klien
misalnya agar terlepas dari stres, solusi masalah yang sulit.
b. Rencana
bunuh diri termasuk apakah klien memiliki rencana yang teratur dan cara-cara
melaksanakan rencana tersebut.
c. Keadaan jiwa
klien (misalnya adanya gangguan pikiran, tingkat gelisah, keparahan gangguan
mood).
d. Sistem
pendukung yang ada.
e. Stressor
saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain (baik psikiatrik
maupun medik), kehilangan yang baru dialami dan riwayat penyalahgunaan zat.
f. Kaji sistem
pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar keluarga klien, atau keluarga
tentang gejala, meditasi dan rekomendasi pengobatan gangguan mood, tanda-tanda
kekambuhan dan tindakan perawatan diri.
2. Diagnosa
keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
prilaku percobaan bunuh diri :
1. Dorongan yang kuat untuk bunuh diri
berhubungan dengan gangguan alam perasaan : depresi.
2. Potensial untuk bunuh diri
berhubungan dengan ketidakmampuan menangani stres, perasaan bersalah.
3. Koping yang tidak efektif
berhubungan dengan ingin bunuh diri sebagai pemecahan masalah.
4. Potensial untuk bunuh diri
berhubungan dengan keadaan stress yang tiba-tiba
5. Isolasi sosial berhubungan dengan
usia lanjut atau fungsi tubuh yang menurun.
6. Gangguan konsep diri : harga diri
rendah berhubungan dengan kegagalan (sekolah, hubungan interpersonal).
3. Rencana
tindakan
Tujuan utama asuhan keperawatan
adalah melindungi klien sampai ia dapat melindungi diri sendiri. Intervensi
yang dibuat dan dilaksanakan terus mengacu pada etiologi dari diagnosa
keperawatan serta sesuai dengan tujuan yang akan tercapai.
Menurut Stuart dan Sundeen (1997) dalam Keliat (1991 :
13) mengidentifikasi intervensi utama pada klien untuk prilaku bunuh diri yaitu
:
a.
Melindungi :
Merupakan intervensi yang paling penting untuk mencegah klien melukai dirinya.
Tempatkan klien di tempat yang aman, bukan diisolasi dan perlu dilakukan
pengawasan.
b. Meningkatkan
harga diri, Klien yang ingin bunuh diri mempunyai harga diri yang rendah. Bantu
klien mngekspresikan perasaan positif dan negatif. Berikan pujian pada hal yang
positif.
c.
Menguatkan
koping yang konstruktif/sehat. Perawat perlu mengkaji koping yang sering
dipakai klien. Berikan pujian penguatan untuk koping yang konstruktif. Untuk
koping yang destruktif perlu dimodifikasi/dipelajari koping baru.
d. Menggali
perasaan, Perawat membantu klien mengenal perasaananya. Bersama mencari faktor
predisposisi dan presipitasi yang mempengaruhi prilaku klien.
e.
Menggerakkan
dukungan sosial, untuk itu perawat mempunyai peran menggerakkan sistem sosial
klien, yaitu keluarga, teman terdekat, atau lembaga pelayanan di masyarakat
agar dapat mengontrol prilaku klien.
4. Implementasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan
harus disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah disusun. Sebelum
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan
singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dengan kebutuhannya saat ini (here
and now). Perawat juga meniali diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan
interpersonal, intelektual, teknikal sesuai dengan tindakan yang akan
dilaksanakan. Dinilai kembali apakah aman bagi klien, jika aman maka tindakan
keperawatan boleh dilaksanakan.
Aktivitas
keperawatan secara umum :
1. Bantu klien untuk menurunkan resiko perilaku
destruktif yang diarahkan pada diri sendiri, dengan cara :
·
Kaji tingkatan
resiko yang di alami pasien : tinggi, sedang, rendah.
·
Kaji level
Long-Term Risk yang meliputi : Lifestyle/ gaya hidup, dukungan social yang tersedia,
rencana tindakan yang bisa mengancam kehidupannya, koping mekanisme yang biasa
digunakan.
2. Berikan lingkungan yang aman (
safety) berdasarkan tingkatan resiko , managemen untuk klien yang memiliki
resiko tinggi;
·
Orang yang
ingin suicide dalam kondisi akut seharusnya ditempatkan didekat ruang perawatan
yang mudah di monitor oleh perawat.
·
Mengidentifikasi
dan mengamankan benda – benda yang dapat membahayakan klien misalnya : pisau,
gunting, tas plastic, kabel listrik, sabuk, hanger dan barang berbahaya
lainnya.
·
Membuat kontrak
baik lisan maupun tertulis dengan perawat untuk tidak melakukan tindakan yang
mencederai diri Misalnya : ”Saya tidak akan mencederai diri saya selama di RS
dan apabila muncul ide untuk mencederai diri akan bercerita terhadap perawat.”
·
Makanan
seharusnya diberikan pada area yang mampu disupervisi dengan catatan :
- Yakinkan intake makanan dan cairan adekuat
- Gunakan piring plastik atau kardus bila memungkinkan.
- Cek dan yakinkan kalau semua barang yang digunakan pasien kembali pada tempatnya.
·
Ketika
memberikan obat oral, cek dan yakinkan bahwa semua obat diminum.
·
Rancang anggota
tim perawat untuk memonitor secara kontinyu.
·
Batasi orang
dalam ruangan klien dan perlu adanya penurunan stimuli.
·
Instruksikan
pengunjung untuk membantasi barang bawaan ( yakinkan untuk tidak memberikan
makanan dalam tas plastic)
·
Pasien yang masih akut diharuskan untuk selalu memakai pakaian rumah sakit.
·
Melakukan seklusi dan restrain
bagi pasien bila sangat diperlukan
·
Ketika pasien sedang diobservasi, seharusnya tidak menggunakan pakaian yang
menutup seluruh tubuhnya. Perlu diidentifikasi keperawatan lintas budaya.
·
Individu yang
memiliki resiko tinggi mencederai diri bahkan bunuh diri perlu adanya
komunikasi oral dan tertulis pada semua staf.
Membantu
meningkatkan harga diri klien
·
Tidak
menghakimi dan empati
·
Mengidentifikasi
aspek positif yang dimilikinya
·
Mendorong
berpikir positip dan berinteraksi dengan orang lain
·
Berikan jadual
aktivitas harian yang terencana untuk klien dengan control impuls yang rendah
·
Melakukan
terapi kelompok dan terapi kognitif dan perilaku bila diindikasikan.
4. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
dukungan social
- Informasikan kepada keluarga dan saudara klien bahwa klien membutuhkan dukungan social yang adekuat
- Bersama pasien menulis daftar dukungan sosial yang di punyai termasuk jejaring sosial yang bisa di akses.
- Dorong klien untuk melakukan aktivitas social
5. Membantu klien mengembangkan mekanisme koping
yang positip.
- Mendorong ekspresi marah dan bermusuhan secara asertif
- Lakukan pembatasan pada ruminations tentang percobaan bunuh diri.
- Bantu klien untuk mengetahui faktor predisposisi ‘ apa yang terjadi sebelum anda memiliki pikiran bunuh diri’
- Memfasilitasi uji stress kehidupan dan mekanisme koping
- Explorasi perilaku alternative
- Gunakan modifikasi perilaku yang sesuai
- Bantu klien untuk mengidentifikasi pola piker yang negative dan mengarahkan secara langsung untuk merubahnya yang rasional.
7. Initiate Health Teaching dan rujukan, jika
diindikasikan
·
Memberikan pembelajaran yan
menyiapkan orang mengatasi stress (relaxation, problem-solving skills).
·
Mengajari
keluarga technique limit setting
·
Mengajari
keluarga ekspresi perasaan yang konstruktif
·
Intruksikan keluarga dan orang
lain untuk mengetahui peningkatan resiko : perubahan perilaku, komunikasi
verbal dan nonverbal, menarik diri, tanda depresi.
5. Evaluasi
1.
Ancaman terhadap integritas fisik atau sistem dari klien
telah berkurang dalam sifat,jumlah asal atau waktu.
2.
Klien menggunakan koping yang adaptif.
3.
Klien terlibat dalam aktivitas peningkatan diri.
4.
Prilaku klien menunjukan kepedualiannya terhadap
kesehatan fisik, psikologi dan kesejahteraan sosial.
5.
Sumber koping klien telah cukup dikaji dan dikerahkan.
Daftar
Pustaka
CAPTAIN, C, ( 2008). Assessing
suicide risk, Nursing made incredibly easy, Volume 6(3), May/June 2008, p 46–53
Varcarolis, E M (2000). Psychiatric
Nursing Clinical Guide, WB Saunder Company, Philadelphia.
Stuart, GW and Laraia (2005).
Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed. Elsevier Mosby,
Philadelphia
Shives, R (2008). Basic concept of
psychiatric and Mental Health Nursing, Mosby, St Louis.
Kaplan and Saddock (2005).
Comprehensive textbook of Psychiatry, Mosby, St Louis.
Carpenito, LJ (2008). Nursing diagnosis : Aplication
to clinical practice, Mosby St Louis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar