Minggu, 26 Februari 2012

ASKEP HARGA DIRI RENDAH ujaulouta


HARGA DIRI RENDAH
PENGERTIAN
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 1998 ).
Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).
Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.
PENYEBAB
           Biasanya yang menyebabkan harga diri rendah adalah kurangnya umpan positif, perasaan di tolak oleh orang terdekat, sejumlah kegagalan dan ketidakberdayaan, ego yang belum berkembang dan menghakimi super ego. (keliat, 1998).

1.    Faktor predisposisi
       Faktor predisposisi dari gangguan konsep diri : harga diri rendah (Budi Ana keliat, 1992)
a.    Pengalaman masa kanak-kanak dapat merupakan faktor konstribusi pada gangguan konsep diri.
b.    Anak yang tidak menerima kasih sayang
c.    Individu yang tidak mengerti akan dengan tujuan kehidupan akan gagal menerima tangguang jawab untuk diri sendiri
d.    Penolakan orang tua, harapan yang tidak realistis, tergangtung pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.

          Faktor predispoisisi dari gangguan konsep diri: harga diri rendah menurut Stuart dan Sundeen, dalam Keliat, (1998:2). Faktor yang mempengaruhi diri rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jwab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.

2.    Faktor presipitasi
a.    Pola asuh anak yang tidak tepat atau dituruti, dilarang, dituntut
b.    Kesalahan dan kegagalan berulang kali
c.    Cita-cita yang tidak dapat dicapai
d.    Gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri


Tanda dan gejala :
·         Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
·         Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
·         Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
·         Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
·         Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budi Anna Keliat, 1999)

2.     Penyebab dari harga diri rendah

Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan.
Tanda dan gejala :
o    Rasa bersalah
o    Adanya penolakan
o    Marah, sedih dan menangis
o    Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas
o    Mengungkapkan tidak berdaya

2.     Akibat dari harga diri rendah

Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).
Tanda dan gejala :
§  Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
§  Menghindar dari orang lain (menyendiri)
§  Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat
§  Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
§  Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas
§  Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap
§  Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari.
(Budi Anna Keliat, 1998)


RENTANG RESPON KONSEP DIRI


Respon                                                                                                                        Respon
 Adaptif                                                                                                                     Maladaptif


 

Aktualisasi         Konsep           Diri Harga Diri              Kerancuan                     Depersonalisasi
Diri                     Positif                 Rendah                      Identitas


          Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999).
          Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
          Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
           Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
            Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
  1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam.
  2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :
    1. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
    2. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
    3. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
  1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
  2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

D. POHON MASALAH
                                               Berduka disfungsional
                                                              
                             Gangguan konsep diri : Harga diri rendah                       Core proble

                                       Resiko isolasi sosial: menarik diri

E. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
  1. Masalah keperawatan :
    1. Resiko isolasi sosial : menarik diri.
    2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
    3. Berduka disfungsional.
  2. Data yang perlu dikaji :
    1. Data subyektif :
      Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
    2. Data obyektif:
      Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
  2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.


G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
  1. Tujuan umum: sesuai masalah (problem).
  2. Tujuan khusus :
    1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
      1. Bina hubungan saling percaya
        1. Salam terapeutik
        2. Perkenalan diri
        3. Jelaskan tujuan inteniksi
        4. Ciptakan lingkungan yang tenang
        5. Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
      2. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
      3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
      4. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
    1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan :
      1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
      2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis.
      3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
    1. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan :
      1. Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.
      2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah.
    1. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Tindakan :
      1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
      2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
      3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
    1. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
      1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
      2. Beri pujian atas keberhasilan
      3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
    1. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan :
      1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
      2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
      3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
      4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
  1. Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
  2. Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
  3. Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
  4. Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
  5. Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
  6. Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC



Tidak ada komentar:

Posting Komentar