PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
DAN MORAL
PERKEMBANGAN
PERSONAL DAN SOSIAL
Pakar
psikologi yang mengembangkan teori perkembangan personal dan sosial adalah
Erik Erikson. Dia menyatakan bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melewati
delapan tahap psikososial, yaitu:
1. Tahap kepercayaan VS ketidakpercayaan (0 – 1
tahun)
Jika pada tahap ini bayi diasuh dengan
rasa nyaman maka akan timbul kepercayaan. Apabila diasuh dengan negatif atau
diabaikan akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan.
2. Tahap
otonomi VS malu dan ragu (1 – 2 tahun)
Pada tahap ini jika bayi mempercayai
pengasuhnya, mereka akan menegaskan independensi dan menyadari kehendaknya
sendiri. Jika bayi terlalu banyak dibatasi, mereka akan mengembangkan sikap
malu dan ragu.
3. Tahap
inisiatif VS rasa bersalah (3 – 5 tahun)
Pada tahap ini anak akan mempunyai
inisiatif apabila mengemban tanggung jawab. Anak akan merasa bersalah bila
tidak bertanggung jawab dan merasa cemas.
4. Tahap upaya VS inferioritas (6 – 10
tahun)
Saat imajinasi mereka berkembang, anak
yang punya inisiatif akan bersemangat untuk belajar. Bahayanya, anak menjadi
rendah diri, tidak produktif dan inkompetensi.
5. Tahap identitas VS kebingungan (10 – 20
tahun)
Pada tahap ini, apabila remaja diberi
kesempatan untuk melakukan eksplorasi guna memahami identitasnya, remaja akan
menemukan identitasnya. Bila tidak diberi kesempatan remaja akan mengalami
kebingungan mengenai identitas dirinya.
6. Tahap
intimasi VS isolasi (20 – 40 tahun)
Pada tahap ini, setelah menemukan
identitasnya, orang akan mulai membentuk hubungan yang positif dengan orang
lain. Bila tidak, orang akan terisolasi secara sosial.
7. Tahap
generativitas VS stagnasi (40 – 60 tahun)
Pada tahap ini orang dewasa akan membantu
generasi muda untuk mengembangkan hidup yang berguna. Di sisi lain ada pula orang
dewasa yang tidak melakukan apapun untuk membantu generasi muda.
8. Tahap integritas VS putus asa (60 tahun
ke atas)
Pada tahap ini orang tua akan merenungi
kembali hidupnya. Apabila evaluasinya positif, mereka akan mengembangkan rasa
integritas. Apabila evaluasinya negatif, mereka akan putus asa.
Perkembangan
sosial lebih diwarnai dengan dua aktivitas yang berlawanan yaitu otonomi dan
keterikatan. Di sisi lain remaja dapat mengatur diri sendiri dan mencapai
kebebasan (otonomi), di sisi lain remaja masih terikat hubungan dengan orang
tua.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan sosial antara lain:
- keluarga : Cara mendidik anak
yang digunakan orang tua sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak.
- sekolah : Di sekolah, guru
memasukkan pengaruhnya terhadap sosialisasi anak.
-
masyarakat : Penerimaan dan penghargaan
secara baik dari masyarakat terhadap diri anak mendasari perkembangan sosial
yang sehat, citra diri yang positif dan rasa percaya diri yang mantap.
PERKEMBANGAN
PERASAAN DAN EMOSI
Perasaan
berkaitan dengan emosi. Emosi bersifat intens daripada perasaan, lebih
ekspresif dan ada kecenderungan untuk meletus. Emosi dapat timbul dari
kombinasi beberapa perasaan. Emosi juga mempengaruhi tingkah laku. Ada
beberapa teori yang membahas hubungan antara emosi dan tingkah laku.
1.
Teori Sentral= Perubahan jasmani timbul akibat emosi.
2.
Teori Perifir= Perubahan psikologis yang terjadi dalam emosi disebabkan
adanya perubahan fisiologis.
3. Teori Kedaruratan Emosi= Emosi
merupakan reaksi yang diberikan oleh organisme dalam situasi darurat.
Emosi dipengaruhi oleh:
* Kondisi yang ikut mempengaruhi
emosi dominan:
-
kondisi kesehatan -
hubungan dengan teman sebaya
-
kondisi rumah -
perlindungan yang berlebihan
-
cara mendidik anak -
aspirasi orang tua
-
hubungan dengan para anggota keluarga -
bimbingan
* Kondisi yang menunjang timbulnya
emosionalitas yang menguat:
-
kondisi fisik
-
kondisi psikologis
-
kondisi lingkungan
Ragam faktor
yang mempengaruhi perkembangan emosi seseorang menyebabkan reaksi yang
dimunculkan oleh individu-individu terhadap suatu keadaan tidaklah sama
antara individu yang satu dengan individu yang lain. Hal tersebut karena
perasaan atau emosi bersifat subjektif dibandingkan peristiwa psikis yang
lain. Selain itu karena perasaan berhubungan dengan pengenalan atau
pengalaman seseorang.
PERKEMBANGAN MORAL
1. Pandangan Piaget
Piaget membagi 2 tahap perkembangan moral
yaitu:
Tahap Heteronomous
|
Tahap Otonomous
|
Penalaran model didasarkan pada
hubungan keterpaksaan
|
Penalaran moral didasarkan pada
hubungan kerjasama, pengakuan bersama antar kesamaan individu dan setiap
individu dianggap sama
|
Penalaran moral didasarkan pada
realisme moral. Aturan dianggap sebagai sesuatu yang kaku, berasal dari
luar dirinya dan dipegang oleh orang yang berkuasa, tidak terbuka untuk
bernegosiasi, kebenaran berkaitan dengan ketaatan pada orang dewasa dan
aturan.
|
Penalaran moral direfleksikan
pada sikap moral yang rasional. Aturan dianggap sebagai produk dari
kesepakatan bersama, terbuka untuk negosiasi ulang, dilegitimasi oleh
setiap orang, kebenaran berkaitan dengan kegiatan yang sesuai dengan
persyaratan kerjasama dan saling menghormati
|
Kejahatan dinilai dari
konsekuensi atas tindakan, keadilan disamakan dengan isi keputusan orang
dwasa, kesewenag-wenangan dan hukuman dipandang sebagai keadilan. Hukuman
dipandang sebagai konsekuensi dari pertahanan
|
Kejahatan dipandang sebatas
perilaku yang bersikap relatif, keadilan diperlakukan secara sama atau
memperhitungkan kebutuhan individu. Kewajaran hukuman dimaknai melalui
kelayakan terhadap pertahanan.
|
2. Pandangan Kolhberg
Kolhberg menyusun teori perkembangan moral
terdiri dari 3 level utama dengan 2 tahap pada setiap levelnya. Konsep
penting memahami perkembangan dari teori Kolhberg adalah internalisasi,
artinya perubahan perkembangan dari perilaku yang dikontrol secara eksternal
ke perilaku yang dikontrol secara internal.
LEVEL 1
Prakonvensional
Tidak ada internalisasi
|
LEVEL 2
Konvensional
Internalisasi pertengahan
|
LEVEL 3
Postkonvensional
Internalisasi penuh
|
|||
Tahap 1
Heteronomous
morality
|
Tahap 2
Individualisme,
tujuan dan pertukaran
|
Tahap 3
Ekspetasi
interpersonal mutual, hubungan dan konformitas interpersonal
|
Tahap 4
Moralitas
sistem sosial
|
Tahap 5
Kontrak
sosial/ utilitas dan hak individu
|
Tahap 6
Prinsip
etika universal
|
Anak patuh karena orang dewasa menyuruh mereka untuk patuh.
Orang mendasarkan pada keputusan moralnya karena takut hukuman.
|
Individu mengejar kepentingannya sendiri, tetapi membiarkan
orang lain melakukan hal yang sama. Apa yang benar melibatkan pertukaran
yang seimbang.
|
Individu menggunakan rasa percaya, perhatian, dan loyalitas
kepada orang lain sebagai basis untuk penilaian moral.
|
Penilaian moral didasarkan pada pemahaman dan aturan
sosial, hukum, keadilan dan kewajiban.
|
Individu memahami bahwa nilai, hak, dan prinsip mendasari
atau mengatasi hukum.
|
Orang telah mengembangkan penilaian moral berdasarkan hak
asasi manusia yang universal ketika berhadapan dengan dilema antara hukum
dan kesadaran, yang akan diikuti adalah kesadaran individual seseorang
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar